"Kami menyambut baik dan menghormati keputusan Komite Olimpiade Malaysia. Semoga itu membuat tidak ada lagi polemik dan pelaksanaan cabang olahraga sepak bola SEA Games 2017 berjalan lancar dan sukses," kata manajer timnas U-22 Indonesia Endri Erawan dalam keterangan tertulis, Selasa.
Pengundian grup cabang olahraga sepak bola SEA Games 2017 sempat menjadi polemik setelah aturannya membebaskan tim nasional Malaysia untuk memilih penempatan grup sesuai keinginannya. Regulasi tersebut mendapat protes dari negara-negara ASEAN lainnya.
Dewan Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF) kemudian menyampaikan surat keberatan resmi kepada Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) selaku penanggung jawab seluruh turnamen sepak bola di kawasan Asia, termasuk SEA Games.
AFC lalu menanggapi surat tersebut dan menjalin komunikasi dengan Komite Olimpiade Malaysia, panitia pelaksana SEA Games 2017 dan FAM. Hasilnya, pada Selasa (4/7), didapatkan keputusan untuk mengubah regulasi pengundian grup menjadi seperti skema yang lazim dilakukan sebelumnya yaitu dengan mempertimbangkan status tuan rumah dan juara SEA Games 2015.
"Melalui sistem baru ini, kami berharap tak ada lagi rasa tidak puas dari negara-negara peserta. Kami akan menggunakan sistem lama, di mana acuannya adalah prestasi dari SEA Games sebelumnya," ujar Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM), Datuk Hamidin Amin.
Tuan rumah Malaysia kemudian diputuskan untuk masuk Grup A, sementara juara bertahan Thailand sebagai juara bertahan ada di Grup B.
Indonesia sendiri dalam pengundian berada di pot kedua bersama Singapura, sementara Myanmar serta Vietnam selaku masing-masing peraih perak dan perunggu SEA Games 2015 di Singapura berada di pot satu. Peserta lainnya ditempatkan di pot ketiga.
Adapun pengundian grup cabang olahraga sepak bola SEA Games 2017 diadakan pada Sabtu (8 Juli) di Kuala Lumpur, Malaysia. Dalam acara tersebut, PSSI akan diwakili oleh Wakil Kepala Departemen Timnas PSSI Fanny Riawan dan Manajer timnas U-22 Endri Erawan.
0 comments:
Posting Komentar