Selasa, 31 Oktober 2017

Timnas U-19 Indonesia Hantam Timnas Brunei U19 5-0


OLE777 - Timnas Indonesia berhasil memetik kemenangan di laga pertama Kualifikasi Piala Asia U-19. Garuda Muda menggasak Brunei Darussalam 5-0.

Bermain di Paju Public Stadium, Paju, Korea Selatan, Selasa (31/10/2017) siang WIB, Indonesia mendominasi jalannya laga sepanjang 90 menit.

Kesulitan sempat dialami Egy Maulana Vikir dkk di babak pertama. Brunei menumpuk hampir sembilan pemain di dalam area kotak penalti.



Indonesia baru bisa mencetak gol lewat bola diagonal. Muhammad Rafli berhasil melesakkan gol dengan sundulan setelah menyambut umpan silang.

Gol kedua pun berawal dari bola diagonal. Berawal dari sepak pojok, sundulan Asnawi Mangkualam dibelokkan oleh pemain lawan, yang mengarah ke gawang sendiri. Skor 2-0 pun bertahan sampai turun minum.

Di babak kedua Indonesia makin menggila. Tiga dilesakkan oleh Muhammad Iqbal di menit ke-51, Egy di menit ke-56, dan Saddil Ramdani di menit ke-61. Indonesia pun menyudahi laga dengan kemenangan 5-0.

Kemenangan ini membuat Garuda Muda memimpin Grup F dengan tiga poin, unggul selisih gol dari Malaysia di posisi kedua yang menang 3-1 atas Timor Leste di laga sebelumnya.

Jalannya Pertandingan
Indonesia mampu mengambil kendali permainan dari kaki Brunei sejak awal laga. Namun, tim besutan Indra Sjafri masih kesulitan masuk ke wilayah sepertiga pertahanan lawan.

Laga berjalan 10 menit, Indonesia masih terlihat buntu untuk melepaskan tembakan ke gawang Brunei. Tim besutan Takao Fujiwara itu nyaris menumpuk 10 pemain di area pertahanan.


Usaha Indonesia akhirnya berbuah hasil di menit ke-12. Firza Andika, yang mendapat umpan pendek dari Muhammad Luthfi, melepaskan crossing ke depan gawang Brunei. Bola mulanya tampak akan mudah dipotong kiper lawan, namun bola ternyata gagal ditinju kiper Brunei dan memudahkan Rafli untuk melesakkan gol dengan sundulan.

Unggul 1-0 tidak membuat Indonesia menurunkan intensitas serangan. Di menit ke-13, Garuda Muda mendapat peluang lewat Iqbal, namun tak berbuah gol setelah bola yang dicungkil si pemain melambung tipis dari gawang Brunei.

Di menit ke-23 Indonesia kembali mengancam gawang Brunei. Tandukan Nurhidayat memanfaatkan sepak pojok Egy masih bisa diamankan Mutalip dengan sempurna.

Peluang berikutnya didapat Indonesia di menit ke-32. Egy coba melepas tembakan, tetapi sedikit melambung di atas gawang Mutalip.

Indonesia terus berupaya menekan pertahanan Brunei. Mereka melakukan serangan dari berbagai sisi untuk mencoba masuk ke dalam kotak penalti. Namun, upaya Garuda muda kerap gagal setelah banyaknya pemain lawan yang ada di pertahanan.

Di menit ke-42 kerjasama Egy dan Witan berhasil menciptakan peluang. Tetapi sepakan Witan masih melebar.

Indonesia akhirnya berhasil memperbesar keunggulan di menit ke-44 lewat gol bunuh diri pemain Brunei. Sundulan Asnawi Mangkualam, yang menyambut umpan sepak pojok gagal disapu dengan baik oleh lawan. Skor 2-0 pun bertahan sampai turun minum.



Di awal babak kedua Indonesia melakukan dua pergantian pemain. Indra Sjafri menarik Witan dan Asnawi untuk memasukkan Saddil Ramdani dan Syahrian Abimanyu.

Babak kedua baru berjalan empat menit, Indonesia langsung memperbesar skor menjadi 3-0. Tendangan chip Iqbal dari hasil umpan satu-dua dengan Rafli di kotak penalti berhasil meluncur mulus ke dalam gawang Brunei.

Di menit ke-56 Indonesia kembali memperbesar skor menjadi 4-0. Egy melakukan penetrasi ke dalam kotak penalti lawan dengan dikawal tiga sampai empat pemain lawan. Namun, si pemain tetap tenang dan melepaskan tembakan kaki kiri. Bola pun bergulir ke pojok kiri kiper.

Selang empat menit kemudian Indonesia kembali mencetak gol kelima. Saddil, yang menerima umpan pendek dari sepak pojok melepaskan tembakan keras dari luar kotak penalti. Bola yang meluncur deras ke sisi kiri gagal ditepis Mutalip.

Indonesia tak henti-hentinya menekan pertahanan Brunei. Permainan umpan-umpan pendek kerap mereka lakukan meski berada di area kotak penalti lawan.

Di menit ke-88 Indonesia berhasil membuat kemelut di depan gawang Brunei. Kerja sama Rifad dan Saddil membuat pemain lawan harus jatuh bangun menghentikan serangan Indonesia. Bola pun berhasil dimentahkan pemain Brunei keluar lapangan.

Hingga laga usai, skor 5-0 tetap bertahan untuk kemenangan Indonesia.

Susunan Pemain:
Indonesia: M. Aqil; Rachmat Irianto, Rifad Marasambessy, Firza Andika, Nurhidayat; Asnawi Mangkualam, M. Iqbal, Witan Sulaeman, M. Luthfi, M. Rafli, Egy Maulana

Brunei Darussalam: Mutalip; Rahemin, Wadud, Nazhan, Salleh (Alimin 81'); Aiman, Hadif (Firdaus 30'), Asyraff, Adi (Syahwan 85'), Aslan,Hariz

Jumat, 27 Oktober 2017

Seperti Usain Bolt, Ini Bukti Kecepatan Terens Puhiri


Jakarta - Terens Puhiri berlari kencang saat membobol gawang Mitra Kukar. Kecepatan gelandang Borneo FC itu disamakan dengan Usain Bolt oleh media internasional.

Terens menyumbang satu gol dalam kemenangan 4-0 Pusamania Borneo FC atas Mitra Kukar di Stadion Aji Imbut, Senin (23/10/2017). Gol yang dicetak oleh pria asal Papua itu terbilang menakjubkan.

Dari wilayah permainannya sendiri, pemain 21 tahun itu berlari kencang untuk mengejar bola di yang mental menuju tengah lapangan. Si kulit bundar sebenarnya lebih dekat dengan seorang bek Mitra Kukar, yang jadi pemain terakhir timnya.

Tapi kecepatan Terens yang luar biasa membuatnya bisa mendahului merebut bola. Terens kembali berlari dan mendorong bola lebih jauh lagi ke arah kanan, di sana dia diadang kiper Mitra Kukar, Gerri Mandagi, yang sudah keluar dari kotak penalti.



Sadar dirinya tak punya banyak pilihan, Gerri mencoba menjegal Terens sambil menjatuhkan diri.

Tapi selain kecepatan, Terens juga punya ketenangan yang sangat baik. Dengan sekali gerakan dia memperdaya kiper dan melewatinya untuk berhadapan dengan gawang yang kosong. Sontekan kaki kirinya berbuah menjadi gol, yang kemudian ramai diberitakan media asing dan banyak di-share di media sosial.



Dari mulai melakukan sprint di wilayah permainannya sendiri hingga menyepak bola ke dalam gawang, Terens butuh waktu sekitar 10 detik.

Keceptan Terens di aksi solo-run itu sudah membuat media-media internasional terkesan. Globoesporte, yang merupakan media asal Brasil meyakini jika Terens bisa mendapatkan penghargaan sejenis Usain Bolt Award, jika penghargaan tersebut diadakan oleh FIFA.

"Jika FIFA punya penghargaan pemain tercepat dunia, maka pemain asal Indonesia, Terens Puhiri, jadi kandidat kuat untuk meraihnya. Dia menyerang seperti Usain Bolt, pada pertandingan Senin, untuk mencetak gol ketiga Borneo FC ke gawang Mitra Kukar di Liga Super Indonesia," tulis media kenamaan Brasil tersebut.



Sementara itu, Four Four Two menyebut jika kecepatan Terens bisa membuat Bolt bangga. Pemain asal Papua itu berhasil memenangi sprint 18 meter untuk mendahului merebut bola untuk kemudian melesakkannya ke gawang lawan dengan ketenangan, setelah nyaris berlari sejauh 70 meter.

Bolt masih memegang rekor dunia lari 100 meter putra (9,58 detik) dan 200 meter putra (19,19 detik). Rekor yang membuatnya dapat gelar manusia tercepat di dunia.

Kamis, 19 Oktober 2017

Piala Dunia 2002, Ajang Sepakbola Paling Kontroversial Sepanjang Masa


OLE777 - Gelaran Piala Dunia 2002 sepatutnya dikenang sebagai momen bersinarnya timnas-timnas underdog. Senegal, sejak lama dikenal sebagai timnas gurem, menyingkirkan juara bertahan Perancis di fase grup. 

Senegal lantas mengirim Swedia pulang lebih awal di babak 16 besar. Turki maju sampai semifinal sebelum dikalahkan tipis oleh Brazil dengan skor tipis 0-1. Dan yang paling mencengangkan: Korea Selatan, salah satu tuan rumah selain Jepang, mencatatkan rekor terbaik mereka sepanjang sejarah Piala Dunia. 

Timnas Negeri Ginseng melenggang hingga semifinal dengan menekuk dua nama besar: Spanyol dan Italia. Final Piala Dunia 2002 memang tak menawarkan kejutan berarti: Jerman bertemu Seleção—julukan timnas Brazil. Justru berkat serangkaian kontroversi di babak menjelang finallah yang bikin gelaran Piala Dunia 2002 sebagai salah satu kompetisi sepakbola paling kontroversial.

Di lain pihak, bintang utama turnamen kala itu adalah tridente Brazil, Ronaldinho, Rivaldo dan Ronaldo. Ketiganya terus menari, menunjukkan skill tingkat dewa mereka sampai ke babak pamungkas. 

Tetap saja, ketika ditanya momen apa yang masih diingat dari Piala Dunia 2002, mayoritas orang akan melupakan delapan gol yang dilesakkan Ronaldo. 

Hanya sedikit juga yang masih ingat lob legendaris Ronaldinho yang bikin David Seaman keki. Sebaliknya, yang dikenang oleh banyak orang dari Piala Dunia 2002 adalah beragam kontroversi yang menyelimutinya, mulai dari politik kotor FIFA, pengenalan aturan golden goal dan wasit yang berat sebelah.

Salah satu coreng Piala Dunia 2002 bahkan terjadi enam tahun sebelum kick off pertandingan pembuka dilakukan, ketika Jepang dan Korea Selatan terpilih sebagai tuan rumah bersama. Sebelumnya, kedua negara harus berjibaku untuk terpilih sebagai tuan rumah Piala Dunia. 


Ini adalah kali pertama penyelenggaraan Piala Dunia dipercayakan pada dunia negara yang bertetangga lantaran baik Jepang maupun Korea Selatan tak memiliki infrastruktur yang memadai untuk menjadi tuan rumah tungga. Fakta bahwa sebelum mengajukan diri sebagai tuan rumah, timnas Jepang tak pernah lolos kualifikasi Piala Dunia sendiri jadi sorotan publik sepakbola saat itu. Hal lain yang bikin terpilihnya kedua negara sebagai penyelenggara Piala Dunia adalah permasalahan logistik yang dihadapi para fan sepakbola yang datang untuk menonton pertandingan secara langsung.



Para suporter harus menyebrangi lautan mengejar pertandingan yang mereka incar. Belum lagi, perbedaan waktu antara benua Asia dan Eropa ada PR tersendiri bagi pecandu sepakbola di Eropa. Mereka harus menonton pertandingan di pagi hari. Imbasnya, jam kerja jutaan orang di Eropa acak-acakan. 

Sebagai gelaran Piala Dunia pertama di Asia, Piala Dunia 2002 dianggap sebagai permainan politik FIFA yang mengorbankan kenyamanan supporter sepakbola. Puncaknya, muncul pertanyaan besar tentang kultur sepakbola Korea Selatan dan Jepang—pertanyaan sama banyak muncul seiring terpilihnya Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022.

Tentu saja kita bisa menuding komentar-komentar miring hanyalah bentuk arogansi publik sepakbola Eropa. Lagipula, FIFA waktu itu tak berpikir bakal menganulir rencananya mengeksploitasi pasar Asia yang besar cuma lantaran gerutuan rezim sepakbola lama. Malah, pada akhirnya, publik dibuat tercengang dengan kultru sepakbola Korea Selatan yang menarik, meski di Jepang sambutan akan gelaran terbesar sepakbola ini terasa suam-suam kuku belaka setelah Jepang menyerah pada Turkki di babak 16 besar.

Di bawah panduan Guus Hiddink, timnas Negeri Ginseng itu jauh mengungguli rekannya sesama penyelenggara Piala Dunia 2002 dan mengorbankan badai Piala Dunia dari Gwangju hingga Ulsan, Daegu hingga Seoul. Penggunaan metafora "badai" sangat populer dalam pemberitaan Piala Dunia waktu itu lantaran digelar di musim angin moonsoon—ada kekhawatiran akan terjadi badai yang tak sedikitpun terbukti—dan juga karena badai kritik yang diterima karena catatan kesuksesan timnas Korea Selatan di ajang itu.

Semasa fase grup, timnas Setan Merah melenggang tanpa satu pun insiden berarti. Korea Selatan menang dengan menyakinkan atas Portugal dan Polandia dan bermain imbang dengan skor 1-1 melawan Amerika Serikat.

Memang, ada sedikit kontroversi dalam partai melawan Portugal. Dua anggota skuad Portugal, Beto dan Joao Pinto diusir ke luar lapangan. Namun, saat itu, Korea Selatan memang pantas keluar sebagai kampiun dan menjadi pemuncak grup. Yang kerap dianggap sebagai pertandingan kontroversial adalah pertemuan Korea Selatan melawan Italia di babak 16 besar, yang dimenangkan Korea Selatan dengan skor 2-1.

Ahn Jung-Hwan menyundul bola melewati Gianluigi Buffon tiga menit sebelum perpanjangan waktu kedua berakhir. Performa tim azzurri sepanjang Piala Dunia 2002 sebenarnya tak bagus-bagus amat, kalau tak bisa dibilang busuk meski diperkuat nama besar seperti Maldini, Cannavaro, Totti, Nesta, Inzaghi, Materazzi, dan Vieri. Namun tetap cara mereka kalah dari timnas Negeri Ginseng yang menorehkan luka mendalam di hati publik sepakbola Italia.

Skuad Korea Selatan yang ditukangi Hiddink turun dengan formasi menyerang 3-4-3 dan pressing tingi yang diterapkan Korea Selatan bikin Italia keteteran sejak awal. Meski Vieri mengoyak gawang Korea Selatan di menit ke-20, fan Azzurri dibikin keki oleh serangkaian pelanggaran yang dibiarkan begitu saja. 

Alhasil, pengadil lapangan waktu itu Byron Moreno asal Ekuador memberikan kesempatan Korea Selatan menyerang habis-habisan tanpa halangan berarti. Sebaliknya, Italia harus menerima hukuman berat dari Moreno. Francesco Totti diusir keluar lapangan karena dituduh melakukan diving. Damiano Tommasi sempat bikin gol yang lekas dianulir wasit karena konon sudah dalam posisi off-side. 


Choi Jin-cheul melayangkan tekel dua kaki terhadap Gianlca Zambrotta sementara Kim Tae-Young dengan santai bisa menyikut Alessandro Delpiero. Italia memang tak lepas dari kesalahan dalam pertandingan yang berlangsung keras. Namun, yang menjengkelkan serangkaian pelanggaran keras Korea Selatan lolos begitu saja.

Di Italia sendiri, banyak yang menolak mengakui kemenangan Korea Selatan. Bahkan sebagai bentuk balas dendam, status pinjaman Jung-hwan dihapus dari tim Serie A, Perugia. Headline surat kabar Italia tak kalah pedasnya. Giorgio Tosatti, seorang jurnalis sepakbola legendaris Italia, bahkan sampai menulis diCorriere della Sera "Italia didepak dari Piala Dunia kotor yang mengubah wasit dan hakim garis menjadi pembunuh bayaran."

Beberapa teori konspirasi mengenai pengadil asal Ekuador itu mulai marak tersebar. Imbasnya, FIFA segera menyelidiki serangkaian kontroversi yang melibatkan Moreno. Bahkan orang nomor satu di FIFA saat itu Sepp Blatter sampai angkat bicara. 

Baginya, kesalahan yang terjadi di lapangan murni "kesalahan manusia bukan sesuatu yang direncanakan." Tentu saja, ucapan Blatter tak serta ditelan mentah-mentah oleh publik sepakbola Italia. Opini yang berkembang di Italia saat itu adalah bahwa pertandingan itu sudah diatur sedemikian rupa agar Korea Selatan bertahan lebih lama dalam turnamen dan kepentingan FIFA di Asia bisa diselamatkan tanpa memerdulikan prinsip fair play sepakbola.

Saat Korea Selatan kembali menjungkan tim raksasa Eropa, Spanyol di babak perempat final, kemarahan media Eropa berlipat ganda. Kali ini, wasit asal Mesir, Gamal Al Al-Ghandourm, yang jadi pusat kontroversi setelah menganulir dua gol bersih dari Spanyol sementara—di sisi lapangan—pelatih Spanyol José Antonio Camacho memprotes keras keputusan wasit, mengangkat kedua tangannya tinggi-tingi sampai kedua ketiaknya yang basah terlihat jelas (barangkali sampai saat ini, ini adalah ketiak basah paling kesohor dalam sejarah sepakbola).

Kegeraman mengemuka lewat halaman surat kabar Inggris The Telegraph.Kolomnis olahraga Paul Hayward menulis: "Laporan menunjukkan bahwa Korea Selatan mengalahkan Spanyol dalam adu pinalti di Gwangju Sabtu lalu. Ini bohong belaka dan turnamen ini sudah berubah jadi lelucon.


"Hayward juga mengkritik keras politik internal dalam pemilihan wasit. Baginya, keputusan FIFA untuk menggunakan wasit dari negara-negara minor dalam kompetisi sepakbola sebagai tindakan "anti-meritocratic." Tentu saja, media massa Spanyol tak kalah berangnya, mereka menuduh hasil pertandingan perempat final itu sebagai hasil kecurangan.

Kalau saja Korea Selatan berhasil mengalahkan Jerman di semifinal, kemungkinan besar bakal terjadi kerusuhan besar, setidaknya di luar kantor surat kabar ternama di Eropa. Untungnya mimpi indah Korea Selatan diakhir oleh gol tunggal tim Panzer dari kaki Michael Ballack. 

Meski kalah, anggota timnas Korea Selatan diperlakukan layaknya pahlawan di semenanjung Korea. Bahkan, Ri-Kwang-gun, ketua Asosiasi Sepakbola Korea Utara, sampai harus mengirimkan ucapan selamat kepada musuh bebuyutannya.

Di Italia dan Spanyol, Piala Dunia 2002 masih dikenang sebagai pengalaman pahit yang selalu bkin geram. Seiring dengan terbongkarnya skandal FIFA di tahun 2015, kecurigaan ada permainan politik di dalam FIFA yang membuat timnas mereka tersingkir oleh skuad negara gurem makin menebal.

Tapi, apapun terjadi, dua pertandingan itu dikenang sebagai memori yang membanggakan di Korea Selatan. Gerutuan, omelan, dan protes keras dari benua Eropa tak akan bisa menghapus kenangan terbaik mereka atas Piala Dunia.

Sumber : Vice.com
#OLE777 
#OLE777

Rabu, 18 Oktober 2017

Ketika Jawaban Choirul Huda di Warung Kopi Menjadi Kenyataan


OLE777 - Semasa hidup, Choirul Huda pernah menghabiskan banyak waktu dengan pria bernama Riyanto, yang merupakan pemilik sebuah warung kopi di Lamongan.

Hampir setiap hari, kecuali jika latihan atau bertanding, Huda menghabiskan waktu yang lama di kedai yang terletak di Jalan Laras Liris itu.

"Sering guyonan di sini," ucap Riyanto seperti dilansir BolaSport.com dari Tribun Jatim.

Dari intensitas itu, Riyanto mengetahui sifat-sifat Huda.

Di mata Riyanto, penjaga gawang Persela Lamongan itu merupakan sosok yang dermawan.

Ketika melihat anak-anak kecil di Tumenggungan, Lamongan, Huda selalu memanggil dan memberikan uang Rp 5.000.

Minggu (15/10/2017) adalah hari terakhir Riyanto bertatap muka dengan Huda.

Huda menghabiskan waktu di warung hampir tiga jam saat itu.

Dia memesan telur rebus setengah matang.

Padahal, Huda biasanya memesan mi instan dobel plus telur.


Saat Huda hendak pulang, Riyanto sempat menanyakan apakah sang kawan bakal bermain atau tidak pada sore harinya.

Persela memang dijadwalkan menjamu Semen Padang pada laga Liga 1 di Stadion Surajaya, Lamongan.

"Terakhir main, Mas," kata Riyanto menirukan jawaban Huda.

Benar saja, pertandingan kontra Semen Padang menjadi laga pamungkas buat sosok berusia 38 tahun tersebut.

Huda meninggal dunia karena berbenturan dengan rekan setimnya, Ramon Rodrigues.

Sang penjaga gawang sempat dilarikan ke rumah sakit dengan alat bantu pernapasan dan tabung oksigen, tetapi segala upaya sudah terlambat.

Pada hari yang sama, Huda dikubur di kompleks pemakaman Pagerwojo, yang tidak jauh dari tempat tinggalnya di Jalan Basuki Rahmat, Lamongan, Jawa Timur.

Sumber: Kompas.com

#OLE777
#OLE777
#OLE777

Senin, 16 Oktober 2017

Paul Pogba Ikut Berduka Atas Kematian Choirul Huda


OLE777 - Kepergian kiper legendaris Persela, Choirul Huda, memancing rasa duka dan belasungkawa dari semua pengamat dan penggemar sepakbola, tidak hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia.

Beberapa media luar negeri sempat mengangkat berita kematian sang penjaga gawang, baik di laman resmi maupun akun media sosial mereka.

Dan menariknya, kisah tragis Choirul Huda ternyata juga memancing rasa belasungkawa dari gelandang Manchester United, Paul Pogba.

Pemain Prancis yang tengah cedera tersebut belum lama ini menggunakan akun Twitter miliknya untuk me-retweet tautan berita soal kematian sang penjaga gawang.
Selain itu, ia juga menyampaikan pesan duka dalam bahasa Inggris, yang artinya: "Semoga beristirahat dengan tenang Choirul Huda. Doa saya untuk anda dan seluruh keluarga anda



Penjaga gawang Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia setelah mengalami benturan dalam pertandingan menghadapi Semen Padang, Minggu (15/10). Kapten tim berjuluk Joko Tingkir tersebut meninggal karena hypoxia.

Jelang pertandingan, memang tak ada tanda-tanda gangguan kesehatan pada diri Huda. Ia bahkan masih ikut bersuka ria ketika kubunya mencetak gol ke gawang Semen Padang pada menit kedua dalam pertandingan tersebut.

Huda kemudian mengalami benturan dengan rekannya sendiri, Ramon Rodriguez, ketika akan menangkap bola pada menit 44 pertandingan. Dadanya tampak berbenturan dengan lutut Ramon.

Menurut dokter yang menangani almarhum, dr. Zaki Mubarak, Huda mengalami hypoxia dan nyawanya tak terselamatkan. Adapun hypoxia adalah keadaan ketika jaringan tubuh kekurangan oksigen.

#OLE777
#OLE777
#OLE777
#JudiOnline
#BolaOnline #ChoirulHuda #Persela #Lamongan

Jumat, 13 Oktober 2017

Lolos ke Delapan Besar, Djanur Optimistis Bawa PSMS Medan Promosi ke Liga 1


Jakarta - PSMS Medan telah mengantongi tiket ke babak delapan besar Liga 2. Pelatih Djajang Nurdjaman optimistis PSMS naik kasta ke Liga 1.

Kepastian PSMS melaju ke babak delapan besar didapatkan setelah sukses mengalahkan Persita Tangerang 1-0 pada Rabu (11/10/2017) di Stadion Mini Persikabo, Gol tunggal PSMS dalam laga yang diwarnai kericuhan dan satu suporter meninggal itu diceploskan oleh Gusti Sandria.

Hasil positif itu membuat PSMS menempati urutan kedua dengan mengoleksi 10 poin. PSMS lolos bersama PSIS Semarang (13 poin).

"Alhamdulillah kami bisa lolos. Ini semua berkat kerja keras anak-anak. Jujur, tim ini sebenarnya belum sesolid tim lain. Tapi saya mengapresiasi kerja keras mereka," kata Djanur kepada pewarta, Kamis (12/10/2017).

Dengan lolos ke delapan besar, peluang PSMS Medan ke Liga 1 semakin terbuka. Eks pelatih Persib Bandung itu berharap timnya tetap menjaga fokus sambil memperbaiki segala kekurangan.

"Tapi, kami masih banyak kekurangan. Kami sangat berharap tim ini bisa masuk Liga 1, meskipun dengan keadaan seperti ini. Saya juga baru masuk jadi masih banyak yang harus kami perbaiki," Djajang menambahkan.

Kamis, 12 Oktober 2017

Komdis PSSI Putuskan Persewangi Dikalahkan PSBK Blitar dan Didenda Rp 100 Juta


Jakarta - Komisi Disiplin (Komdis) PSSI memberi sanksi kepada Persewangi Banyuwangi usai laga dengan PSBK Blitar dalam playoff khusus Liga 2. Persewangi dinyatakan kalah dan harus membayar denda.

Pada laga playoff yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa (10/10/2017) kericuhan terjadi sejak awal pertandingan. Pertandingan bergulir tak kondusif: tercipta tiga kartu merah, sempat dihentikan 30 menit dan 10 menit, sampai direncanakan pergantian wasit di menit ke-88.

Peristiwa itu dilaporkan ke Komdis PSSI. Komdis memutuskan Persewangi tidak bersikap sportif, tak respek dan tak fair. Salah satu yang dicontohkan adalah para pemain Persewangi menolak berjabat tangan ditambah ucapan provokasi dari kapten tim kepada PSBK. Selain itu, pemain Persewangi juga disebut melakukan pemukulan terhadap wasit sehingga jalannya pertandingan banyak yang terhenti.

Komdis pun memutuskan bahwa laga itu dianggap telah selesai pada menit ke 86 (sebelumnya disebut menit ke-88). Merujuk pada pasal 56 jo. Pasal 31 Kode Disiplin PSSI, Persewangi dihukum kalah 0-3 dan denda sebesar Rp 100 juta, karena telah terjadi pelanggaran terhadap pasal 56 jo. Pasal 31 jo. pasal 144 Kode Disiplin PSSI.

"Denda wajib dibayar selambat-lambatnya 14 hari setelah diterimanya keputusan ini oleh Persewangi Banyuwangi. Pengulangan terhadap pelanggaran terkait di atas akan berakibat terhadap hukuman yang lebih berat," tulis Komdis, dalam surat keputusannya.

Namun demikian, dalam poin selanjutnya Persewangi bisa mengajukan banding terhadap keputusan itu.


Menurut Oleners, Hukuman yang diberikan oleh Komdis PSSI ini sangat layak untuk Persewangi ? atau masih kurang layak ? Dilihat dari video Bentrokan, Persewangi Menunjukkan Permainan yang tidak Fair dan Sportif dalam Liga 2 ini.

Source: Detik.com
Video: Striker.id



#OLE777 
#OLE777Indonesia
#OLE777Indonesia
#OLE777 

Selasa, 10 Oktober 2017

Barito Putera Bangga Curi Poin di Markas Persib Bandung


Bandung - Pelatih Barito Putera Jacksen F Tiago puas bisa mencuri satu poin di kandang Persib Bandung. Dia juga memuji perjuangan anak asuhnya di laga tandang yang berat.

Barito dijamu Persib Bandung di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Senin (9/10/2017) malam. Tim berjuluk 'Laskar Antasari' itu mampu menahan imbang kubu tuan rumah dengan skor akhir 0-0.

Menurut Jackson, keberhasilan menahan imbang tim sekelas Persib menjadi salah satu prestasi tersendiri untuk Barito. 'Maung Bandung' punya sejarah besar di sepakbola Indonesia dan Barito selalu kepayahan menghadapi mereka.

"Pertandingan yang berat, sangat menguras tenaga dari kita semua. Tapi puji Tuhan kita bisa keluar dari sini dengan satu poin," kata Jacksen, dalam konferensi pers usai laga.

"Kita tahu sejarah Barito dan Persib. Boleh dikatakan ini hasil yang terbaik yang bisa kita dapat dalam beberapa tahun belakang."

"Kita bersyukur tapi kita harus melakukan beberapa evaluasi. Tapi pada umumnya saya sangat gembira dengan performance dari pemain. Ini adalah sejarah baru yang diciptakan bersama Barito dapat poin di sini," tambahnya.

Senada dengan Jekson, kiper Barito Putera Adhitya Harlan juga mengaku puas. Raihan satu poin yang didapat di markas Persib ini disebutnya berkat kerja keras dari semua pemain.

"Hasil Alhamdulillah bisa dapat satu poin. Ini berkat kerja keras (semua pemain)," kata Adhitya.

Dengan tambahan satu poin, Barito ada di posisi tujuh klasemen Liga 1 dengan nilai 42 dari 28 pertandingan.

Senin, 09 Oktober 2017

Cetak Gol Di Laga Persahabatan, Layakkah Saddil Ramdani Bertahan Di Timnas U19 ?


OLE777 - Saddil Ramdani mengaku belajar banyak dari semua kesalahan yang dia buat. Dari kritikan yang diarahkan kepadanya pula, Saddil lebih termotivasi di lapangan.

Saddil mencetak gol penutup untuk kemenangan 3-0 timnas Indonesia U-19 atas Thailand di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Minggu (8/10/2017) malam WIB dalam laga uji coba. Dengan gol tersebut, pemain Persela Lamongan itu seolah menjawab kritik dan hujatan.

Sebelumnya, Saddil mendapat serangan di media sosial atas kartu merah yang dia dapat di semifinal Piala AFF U-18 saat melawan Thailand. Dia dianggap melakukan hal yang ceroboh dengan menyikut pemain lawan.

Pada laga uji coba melawan Kamboja, Rabu (4/10/2017), dia bak pesakitan setelah gagal mengeksekusi penalti di menit-menit akhir. Masih beruntung baginya, kala itu Garuda Muda menang 2-0 sehingga bebannya tak terlalu berat.
"Pertama saya berterima kasih untuk yang menghujat saya karena itu bikin saya makin termotivasi. Saya juga ingin belajar dari semua kesalahan saya," kata Saddil saat ditemui di Mixed Zone Stadion Wibawa Mukti.

"Jadi saya mohon maaf dan untuk semuanya saya berterima kasih karena tanpa dukungan mereka saya bukan siapa-siapa," sambungnya

Saddil juga sedikit menceritakan situasi dirinya usai mendapat kartu merah melawan Thailand di Piala AFF U-18. Dia mengaku saat itu sampai menangis di hadapan orang tuanya.

"Saat itu saya merasakan ketegangan, kesedihan, dan sampai jatuh air mata di hadapan orang tua. Tapi, orang tua dan orang terdekat lainnya selalu bilang kalau saya harus kuat. Saya juga yakin Allah tidak pernah menguji manusia melebihi batasnya," ungkap Saddil.

Gol yang dilesakkan ke gawang Thailand Oleh Saddil di sisa menit babak kedua dalam laga persahabatan melawan Thailand, membawa Indonesia U19 berhasil memperbesar angka. menurut Oleners, apakah Saddil Ramdani masih layak berada di Timnas U19 ? Komentarnya ya


OLE777 
OLE777 
OLE777
Haoli777.net
judibolaterpercaya taruhanbola taruhanjudi

Timnas Indonesia U19 Bekuk Thailand 3-0


OLE777 - Timnas U-19 Indonesia tampil dominan atas Timnas U-19 Thailand pada laga persahabatan yang berujung kemenangan 3-0 untuk skuat Garuda Muda.

Pada laga yang dihelat di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Minggu (8/10/2017) malam WIB, Indonesia dan Thailand sudah bertukar serangan sejak menit awal.

Sebagai informasi tambahan, pertandingan timnas yang dihelat pertama kali di Cikarang serta bertepatan dengan hari libur membuat animo penonton masyarakat menjadi tinggi. Jalanan menuju stadion yang terletak di kawasan Jababeka II macet dan ada sekitar hampir 20 ribu penonton yang hadir.

Di menit ke-18, Indonesia mendapat kans pertama bikin gol lewat Luthfi Kamal tapi sepakan jarak jauhnya bisa diamankan kiper lawan Suthipong Pisanbub.

Pertandingan makin memanas memasuki menit ke-30. Saat itu Indonesia meminta penalti saat Egy Maulana Vikri dijatuhkan di kotak terlarang tapi tidak ada penalti untuk tuan rumah.

Di menit ke-38, Egy mendapat kans bikin gol. Usai menipu kiper lawan, Egy berada dalam posisi yang bagus tapi sayang sepakannya melebar.

Kebuntuan akhirnya pecah semenit jelang babak pertama usai. Kesalahan Suthiopong dalam mengamankan bola membuat Witan Sulaiman dengan mudah mencocor bola ke dalam gawang.

Skor 1-0 bertahan hingga turun minum.

Masuk di babak kedua, Indonesia masih mendominasi permainan. Beberapa kali peluang didapat Indonesia tapi ketangguhan kiper Suthipong membuat gol tambahan urung terjadi.

Dicatat ada total enam shot on target dari Indonesia ketika laga berjalan sejam lebih.

Baru di menit ke-80 Indonesia bisa menggandakan keunggulan. Sepakan jarak jauh Abimanyu yang merobek gawang Thailand.

Gol pamungkas Indonesia dibuat Saddil Ramdani dua menit jelang waktu normal habis. Sepakan kaki kiri Saddil membuat bola bersarang di pojok kanan bawah gawang Thailand.

Skor 3-0 jadi penutup laga ini.

Susunan Pemain
Indonesia: Aqil Savik, Rifad Marasabessy, Nurhidayat Haris, Rachmat Irianto, Firsa Andika, Asnawi Mangkualam, M Iqbal, Witan Sulaeman, Luthfi Kamal, Egy Maulana Vikri, Rafli Mursalim

Thailand: Suthipong Pisanbub, Peerapat Jampakaew, Natakorn Soithong, Keeron Ornchaiphum, Kritsada Nontharat, Passakorn Biaothungnoi, Chaiwat Weerakuphanich, Nattawut Chootiwat, Korawich Tasa, Nakharin Thepaukson, Robin Kjell Holm

#OLE777 
#OLE777
#OLE777

Kamis, 05 Oktober 2017

Wow! Pemain Timnas Ini Masuk 60 Talenta Terbaik versi Media Inggris

OLE777 - Pesona Egy Maulana Vikri sampai juga ke mata dunia internasional. Egy masuk dalam daftar 60 talenta muda terbaik sedunia versi media Inggris.

Egy bersinar saat membela Timnas U-19 di Piala AFF U-18 2017 beberapa waktu lalu. Ia menjadi topskorer dengan torehan delapan gol dan mengantar Garuda Muda finis ketiga di turnamen itu.

Dengan kemampuan olah bola mumpuni, Egy rupanya juga dipantau media internasional. Adalah The Guardian, media ternama asal Inggris yang memasukkan namanya dalam daftar 60 pemain muda terbaik dari seluruh dunia.


Egy masuk dalam artikel berjudul "Next Generation 2017: 60 of the best young talents in world football," yang dipublikasikan Rabu (4/10/2017). Dalam artikel itu, The Guardian menyaring pesepakbola muda terbaik yang lahir mulai tahun 2000.

Egy, yang lahir pada 7 Juli 2000, bersanding dengan pemain muda Brasil milik Real Madrid Vinicius Junior, kiper belia Bayern Munich Christian Fruechtl, dan kiper belia AC Milan Alessandro Plizzari.


Egy sendiri baru saja membawa Indonesia U-19 mengalahkan Kamboja 2-0 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, beberapa jam lalu. Ia mencetak satu gol di laga persahabatan tersebut.

Berikut link yang menampilkan Egy Sebagai pemain terbaik versi Guardian :


#OLE777 #OLE777
#GOL777 #GOL777
#GOL777 #GOL777 
#OLE777INDO.COM

Timnas U19 Indonesia Kalahkan U19 Kamboja 2 - 0


OLE777 - Tim nasional Indonesia U-19 memetik kemenangan 2-0 dalam uji coba kontra Kamboja. Gol-gol dicetak oleh Rafly Mursalim dan Egy Maulana Vikri di menit-menit akhir.

Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Patriot Chandrabhaga, Rabu (4/10/2017) malam WIB, Indonesia dan Kamboja bergantian mendapatkan momentum bagus saat menyerang. Indonesia baru mulai lebih memegang kontrol di babak kedua.

Saat laga berjalan empat menit, Indonesia punya peluang bagus untuk memimpin. Witan Sulaeman mendapatkan bola di sisi kanan dan melepaskan umpan tarik yang disambar Asnawi Mangkualam, tpai sepakannya melambung saja.

Dari skema serangan serupa, Kamboja balas mengancam timnas pada menit ke-9. Sepakan Teat Kimcheng menyambut umpan mendatar cuma lemah dan mudah diantisipasi Gianluca Pagliuca Rossy.

Indonesia mendapatkan kesempatan bagus dari tendangan bebas di depan kotak penalti pada menit ke-16. Hanya saja sepakan Egy Maulana Vikri masih melebar tipis ke kiri gawang.

Tusukan Egy dua menit berselang di sisi kanan nyaris jadi peluang untuk Indonesia. Umpan lambungnya dari sisi kanan di dalam kotak penalti bisa dipotong bek Kamboja dan hanya menghasilkan korner.

Kamboja merespons dengan serangan balik di menit ke-24. Kimcheng mendapatkan umpan terobosan di sisi kanan dan melepaskan tembakan keras yang belum mengarah ke gawang.

Sebuah kesalahan dari Rossy nyaris berakibat fatal untuk Indonesia tak lama kemudian. Kontrol bola yang kurang baik dari kiper timnas ini saat menerima backpass membuat bola diserobot Kimcheng. Beruntung Nurhidayat Haris melakukan tekel di saat yang tepat untuk membuang bola dari kaki Kimcheng.

Melewati menit ke-30, Kamboja mulai lebih agresif menekan Indonesia. Beberapa kali pemain timnas melakukan kesalahan yang berbuah ancaman dari Kamboja.

Memasuki menit-menit akhir, Indonesia kembali menebar ancaman. Sepakan keras Hanis Saghara masih tepat ke arah kiper Kamboja. Sementara bola liar di depan gawang jelang babak pertama tuntas gagal dimaksimalkan Egy.

Indonesia mendapatkan kesempatan bagus di menit ke-48. Umpan silang Firza Andika dari kiri jatuh di tiang jauh, tapi gagal dicocor dengan sempurna oleh Hanis Saghara yang berdiri bebas.

Witan Sulaeman nyaris membuka keunggulan untuk timnas Indonesia di menit ke-55. Melakukan umpan satu-dua dengan Egy, Witan mendapatkan ruang tembak di dalam kotak penalti dan melepaskan sepakan. Tapi upayanya cuma membentur tiang gawang.

Kimcheng nyaris menghukum kelengahan pertahanan Indonesia di menit ke-68. Dalam posisi bebas menerima umpan Sieng Chantea di sisi kanan, sepakan Kimcheng melambung tipis saja di atas gawang Rossy.

Indonesia memecah kebuntuan di menit ke-87. Sepakan keras Rafly Mursalim dari depan kotak penalti tak mampu dibendung kiper Kamboja.

Dua menit berselang, Egy menggandakan keunggulan Indonesia. Menerima umpan terobosan Feby Eka Putra, Egy dengan lincah melewati kiper Kamboja yang bergerak maju dan menceploskan bola ke gawang kosong.

Di masa injury time, Indonesia punya kesempatan menambah gol lewat titik penalti usai Egy dilanggar kiper. Tapi eksekusi Saddil Ramdani bisa ditepis Chea Vansak.

Tak lama kemudian, keributan kecil terjadi di samping kotak penalti Kamboja, yang melibatkan Egy dan dua bek Kamboja. Belakangan insiden itu berujung kartu merah Phach Socheavila karena dianggap melakukan injakan.

Laga berakhir beberapa saat kemudian.

Susunan pemain:
Indonesia: Gianluca Pagliuca Rossy, Kadek Raditya Maheswara (Rachmat Irianto 67'), Samuel Christianson, Nurhidayat Haris, Dedi Tri Maulana (Marasabessy 43'), Iqbal, Luthfi Kamal, Witan Sulaeman (Saddil Ramdani 67'), Egy Maulana Vikri, Asnawi Mangkualam (Syahrian Abimanyu 43'), Hanis Saghara (Rafly Mursalim 69')

Kamboja: Chea Vansak, Kim Chhaya, Chhoeung Visinu, Phon Tayninh, Lorn Then, Teat Kimheng, Tray Vicheth, San Kimheng (Touch Kimchay 44'), Phorn Oy, Seth Mannsouth, Sieng Chanthea



#OLE777 #GOL777 #OLE777 #GOL777 #OLE777 #GOL777