Kamis, 02 November 2017

Terens Owang Puhiri: Mutiara Papua Yang Bersinar Kembali


OLE777 - Bagi pemerhati pemain-pemain muda Indonesia, nama Terens Owang Puhiri sebetulnya tidak terlalu asing. Ia mulai menyita perhatian ketika menjadi pemain terbaik dan top skorer Liga Danone 2008 meski timnya, Numbay Star, terhenti di semifinal. Ia kemudian dipanggil ke timnas U-16, di mana ia sempat mencetak hat-trick ke gawang Myanmar di Pra Piala Asia 2012.

Tapi sebelum masa-masa timnas U-16 yang mengesankan itu, Terens sebetulnya menjalan hidup yang sulit. Keluarganya memang bukan keluarga berada, dan ia pun harus bekerja mengumpulkan kaleng bekas agar bisa membeli bola dan sepatunya.

Meski bakatnya sudah terlihat sejak ia kecil, ia sempat ditolak oleh SSB Numbay Star karena dianggap terlalu pendek pada tahun 2006. Setahun kemudian, barulah ia bisa masuk tim tersebut. Dalam jangka waktu setahun, Terens ikut mengantarkan timnya tersebut menjadi juara Liga Danone level wilayah untuk kemudian bertanding di level nasional di Jakarta.

Terens kemudian menyita perhatian lagi setelah menjadi kandidat pemain timnas U-19 besutan Indra Syafri untuk Piala Asia 2014, namun gagal masuk tim karena kalah bersaing pada tahap seleksi. Tapi itu bukanlah akhir bagi kariernya – justru menjadi pelecut bagi pemain kelahiran Jayapura 19 tahun yang lalu ini. Kariernya akhirnya “meledak” lagi di di Piala Presiden 2015, di mana ia bagus di sepanjang turnamen bersama Pusamania Borneo FC, terutama di babak penyisihan grup di mana ia menyita perhatian. Semua orang yang melihatnya sepakat bahwa The Next Boas Solossa, senior sekaligus idola Terens ketika masih kecil, akhirnya muncul.



Mengapa Anda Harus Mengenalnya
Julukan The Next Boas memang menunjukkan seberapa bagus Terens saat ini, bagaimana gaya bermainnya, dan seberapa besar potensinya di masa depan. Ini penting. Sejak kemunculan Boas, Indonesia memang masih melihat kemunculan penyerang-penyerang berbakat, tapi tak ada yang bisa menyamai level Boas dulu. Begitu minimnya penyerang yang berkualitas level atas sehingga Indonesia sampai harus mengimpor penyerang naturalisasi, seperti Sergio van Dijk, atau mengundang pemain berwarganegaraan Indonesia yang lahir dan besar di luar negeri, seperti Irfan Bachdim, untuk mengisi lini depan timnas.

Kehadiran Terens jadi seperti harapan baru bagi sepakbola Indonesia, terutama timnas Indonesia. Apalagi, Terens mendapatkan bimbingan langsung dengan Boas. Keputusan Boas untuk bermain bersama Pusamania Borneo FC di Piala Presiden Tahun 2015 lalu memang jadi berkah bagi Terens, yang sudah lama mengidolakannya. Ia pun bisa bermain bersama dengan seniornya tersebut, bahkan sempat mendapatkan assist darinya.

Kehebatan Terens benar-benar terlihat di babak grup. Dari tiga pertandingan di babak grup, Terens mampu mencetak dua gol dan satu assist untuk membantu PBFC lolos ke babak delapan besar. Ia juga mampu menunjukkan kelebihannya sebagai individu, terutama kecepatannya yang membuatnya dibanding-bandingkan dengan sang idola. Golnya yang paling berkesan, tentu saja, golnya ke gawang Gresik United dalam kemenangan 3-1.

“Seperti mimpi bisa bermain dengan kakak Boaz. Apalagi dapat assist dari dia waktu lawan Gresik. Rasanya seperti mimpi, tapi ini memacu saya supaya bisa seperti dia,” aku Terens.

Harus diakui memang jalan Terens untuk mengikuti jejak seniornya itu masih panjang. Tapi melihat kemampuan dan bakatnya di usianya yang belia, bisa dipastikan ia akan terus berkembang menjadi pemain yang lebih baik lagi. Bukan tak mungkin, di masa depan Terens benar-benar bisa mengikuti jejak Boaz sebagai salah satu penyerang terbaik yang pernah dimiliki oleh Indonesia.


Kelebihan
Fitur utama dalam gaya bermain Terens adalah kecepatannya. Terens jadi senjata andalan PBFC dalam melancarkan serangan balik. Kecepatannya ini membuatnya sangat berbahaya, apalagi jika ia mampu masuk ke belakang lini pertahanan tim lawan sehingga bisa berdiri bebas di depan kiper.

Mental Terens juga bagus dan hal tersebut terbukti dengan bagaimana cepatnya ia meroket di sepakbola Indonesia. Ia mampu mengeksekusi peluang dengan dingin ketika berhadapan satu lawan satu dengan kiper lawan, dan hal tersebut adalah sesuatu yang impresif untuk seorang penyerang berusia 19 tahun.


Apa Kata Mereka?

Nabil Husein Said, presiden PBFC: “Kami terkesima dengan permainan dia, cepat dan berpotensi. Saya yakin dia bisa masuk timnas. Makanya kami langsung sodorkan kontrak jangka panjang, dan dia langsung mengiyakan. Saya harap bakal ada Terens yang lainnya lagi dari tim junior.”

Iwan Setiawan, eks pelatih PBFC: “Anak ini punya prospek. Saya awalnya agak takut pas melihat dia, karena biasanya anak bakat alam itu agak lemah dalam menerjemahkan taktikal. Tapi, begitu saya pegang, ternyata dia cepat melakukan apa yang diinginkan.”

Eduard Tjong, pelatih Persiba Balikpapan: “Saya kagum dengan permainannya. Terens Owang Puhiri memiliki peran yang cukup besar di Pusamania Borneo FC. Ia merupakan pemain yang mengedepankan kolektivitas untuk bermain secara tim. Padahal, Terens Owang Puhiri mempunyai kemampuan individu yang cukup baik. Tapi, ia lebih bermain sebagai pengatur serangan. Saya yakin suatu saat nanti, ia menjadi pemain yang mampu membawa Timnas Indonesia ke masa kejayaan. Ia benar-benar aset berharga."


Tahukah Anda Rahasia Kecepatan Lari Terens ?
Pusamania Borneo FC dengan berani mengontrak Terens selama lima tahun pada Februari 2015 lalu. Dan tahukah Anda bagaimana Terens bisa mendapatkan kecepatannya yang mengesankan itu? “Saya terbiasa bermain bola di atas pasir pantai dan itu sangat berat. Itu yang membuat kaki dan fisik saya kuat.”




0 comments:

Posting Komentar